Download E-Book Gratis Yusuf Mansur (Menjadi Kaya dalam 40 Hari)


Assalamualaikum
Pada postingan ini kembali lagi zulfahmi868 akan membagikan sebuah E-Book gratis karya Ustadz Yusuf Mansur dengan judul "Menjadi Kaya dalam 40 Hari". Bagi anda yang berminat membaca lengkapnya silahkan download disini
Berikut sebagian isi dari E-Book Tersebut.

Do Not Stop! 

     Jika seseorang berinvestasi, lalu investasinya menguntungkan, maka biasanya dia terus menerus menambah jumlah investasinya lantaran yakinnya. Yakin sebab pengetahuannya, dan yakin sebab merasakannya. 
     Seseorang bertestimoni kepada Luqman Hakim, tentang Kebenaran Janji Allah seputar sedekah. “Subhaanallaah, Anda benar Ustadz… Saya tempo hari menjamu 10 orang tamu saya. Paginya, saya dapat pesenan katering untuk 100 orang….”. Orang itu lalu berkelakar, “Rasanya, kalau saya sedekah menjamu untuk 100 orang, saya kayaknya bakal dapat order 1000 orang kali ya…”. Orang itu tertawa, “Ha ha ha.”.  Luqman yang mendengar pun ikut tertawa. Tertawa senang. Bukan saja senang lantaran kawannya ini mendapat keberkahan dari Allah. Tapi juga senang sebab ada lagi orang yang membuktikan kebenaran janji-Nya Allah dan Rasul-Nya, bahwa siapa saja yang bersedekah, justru akan bertambah rizkinya. Dari waktu ke waktu, kisah ini dipelihara Luqman dengan sangat baik. Ia simpan bukan saja di memorinya, tapi juga di memori-memori jamaahnya. Dan belakangan, ketika ilmunya Luqman bertambah, juga wawasannya dan pengalamannya seputar bersedekah, ia tertegun.          Ternyata kelakar kawannya dulu itu, bukan kelakar. Tapi ia sebuah kenyataan adanya, bila kawannya itu terus menerus bersedekah. Barangkali bukan dalam jumlahnya yang menjadi 1000 pesenan bila ia menjamu 100 orang, sebagai bentuk balasan “10x lipat”. Namun dalam bentuk lain yang “nilainya setara”. Setara dengan keuntungan dari 1000 pesenan katering. Dan kiranya, demikianlah yang mestinya terjadi. Setelah mendapat pengalaman bahwa berinvestasi sedekah (baca: jual beli/berniaga di jalan Allah), adalah menguntungkan, mestinya seeorang terus memacu dirinya untuk terus menerus bersedekah. Tapi yang sering terjadi, kisah sukses semacam di atas, tidak terjadi berulang. Sebab perbuatan itu tidak menjadi perilaku yang terus menerus. Alias berhenti sampai di situ saja, atau sebatas menjadi perbuatan yang membanggakan. Do not stop! Ya. Mestinya, don’t stop! Jangan berhenti. Terus, terus dan terus. Kata bahasa iklan suatu produk mah: lagi, lagi dan lagi. Hingga cahaya amal semakin terus berkemilau. Dan ini berlaku bukan saja di ilmu sedekah (baca: ibadah sedekah). Di seluruh ibadah, bila istiqamah, maka akan diberikan cahaya oleh Allah. 
“… Dan jika dibacakan atas mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah keimanannya…”. (QS. al Anfaal: 2). 

Ilmu Akan Menjaga Amal 

    Ilmu membawa kepada keyakinan. Keyakinan membawa kepada amal. Amal membawa kepada keberuntungan. 
Ada tiga keyakinan; ilmul yaqien, ‘ainul yaqien, dan haqqul yaqien. ‘Ilmul yaqien adalah keyakinan berdasarkan ilmu. Luqman mengajarkan hikmah kepada dirinya, kepada keluarganya, kepada jamaahnya, bahwa sedekah bisa begini dan sedekah bisa begitu. Lalu dia dan di antara yang diseru, bersedekah. Inilah salah satu bentuk ‘ilmul’ yaqien, keyakinan berdasarkan ilmu. Dengan ilmunya dia lalu terdorong kuat untuk beramal. Dari ‘ilmu’ yaqien tersebut, kemudian ada satu dua yang merasakan manfaat sedekah. Inilah kiranya yang disebut ‘ainul yaqien. Keyakinan berdasarkan mata, berdasarkan pengalaman. Dan ada satu lagi, yang namanya haqqul yaqien. Bulat. Ga perlu pengalaman mesti berhasil, mesti manfaat. Yakin, ya yakin.  Melihat penjelasan awal di atas, nampaknya, kehadiran ilmu, salah satu kepentingannya adalah supaya mendorong lahirnya amal. Malah, dengan adanya ilmu, maka amal itu akan menjadi terus terpelihara.  Seorang direksi sebuah perusahaan, memiliki kisah yang kita bisa belajar, bahwa dengan mengetahui fadilah sesuatu, ia akan mendorong kita bukan saja untuk melakukannya, tapi juga untuk memeliharanya.  Suatu ketika, dia merasa jenuh bekerja di dunia perhotelan, jauh sebelum dia menjadi seorang direktur. Dia memutuskan keputusan yang menurut orang, gegabah: berhenti sebelum punya pekerjaan lain. Dan ternyata, orang-orang di sekelilingnya benar, hingga sekian lama ia tidak kunjung memiliki pekerjaan. Sampe suatu saat ia mendengar bahwa shalat dhuha 4 rakaat bisa membuka pintu rizki. Bangunlah dia menegakkan shalat dhuha ini, 4 rakaat. Terdiri dari dua rakaat-dua rakaat.  Ajaib, tidak berapa lama pekerjaan dia dapatkan. Tapi apa yang terjadi? Ilmunya tentang shalat dhuha, pengetahuannya tentang shalat dhuha, tidak mampu membuatnya mengistiqamahkan shalat dhuha ini. Ia berhenti dhuha, dan berhenti pula ia dari pekerjaannya. Ada sesuatu hal yang terjadi yang membuat ia memutuskan untuk kembali berhenti.      Dia kemudian shalat dhuha lagi. 4 rakaat. Dua-dua rakaat, atau dua salam. Kejadian berulang. Ia mendapat pekerjaan lain. Tapi lagi-lagi dhuhanya berhenti. Anehnya, berhenti juga ia punya pekerjaan. Kejadian ini berulang beberapa kali, hingga Allah memberikan hidayah buatnya, untuk tetap menjaga dhuhanya.  Dalam satu kesempatan audiensi dengan Luqman, direktur ini mengakui bahwa suatu saat ia berpikir, “Jangan-jangan, benar, bahwa wasilah shalat dhuhanya, pintu rizki berupa pekerjaan, terbuka untuk saya. Dan ketika dhuha ini ia tinggalkan, tertutup lagi pintu rizki yang terbuka itu. Pengetahuan akan fadilah amal, justru menjaga amal itu sendiri…”. 
Biarlah Allah nanti yang membimbing hingga sampai ke derajat yang Allah kepengeni.” (QS. Al Anfaal: 2).
Baca Juga

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Download E-Book Gratis Yusuf Mansur (Menjadi Kaya dalam 40 Hari)"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat