Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Pada postingan kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah tentang saya. Kebetulan ada seorang teman yang bernama Iskandar yang katanya pernah dengar cerita inspiratif saya dan meminta untuk saya menceritakan kepadanya. Nah, agar lebih banyak yang baca dan mungkin menjadi inspirasi bagi teman-teman semua sehingga saya akan menceritakannya pada postingan ini.. Oke langsung saja simak!
Beberapa bulan lalu, saya masih sedang melakukan tugas kuliah sebagai mahasiswa semester 8 berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL) di salah satu Kantor yang berada dibawah Menteri Keuangan yakni Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Prov. NTB. Saya PKL ini selama 2 bulan yang dimulai pada tanggal 23 Januari sampai dengan 23 Maret 2017. Ketika sedang sibuk-sibuknya PKL, ada lagi bukaan pendaftaran Beasiswa Bank Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya selalu mendaftar dan melengkapai semua persyaratan tanpa ada hambatan dan rasa keraguan . Alhamdulillah saya selalu lolos seleksi dan mendapatkan beasiswa tersebut.
Namun berbeda pada Tahun ini, saya sedang disibuk-sibukkan dengan PKL. Di kantor tempat saya PKL sangat banyak kerjaan sehingga untuk izin agak tidak enak. Datanglah info Pembukaan Beasiswa Bank Indonesia tahun 2017 dari Grup WA GenBI NTB 2016 bahwa Pendaftaran telah dibuka. Mendengar info ini, pada awalnya saya berniat untuk mendaftar kembali. Namun, dengan kesibukkan yang sedang saya hadapi membuat semangat saya agak kendor untuk mendaftar. Kenapa kendor? Karena untuk melengkapi persyaratan beasiswa ini, saya harus memiliki sedikit waktu ruang untuk mengurusnya. Seperti pembuatan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) di Kantor Desa, Surat Keterangan Aktif kuliah, Surat Rekomendasi Rektor, Membuat 3 Essay dan lain sebagainya. Saya merasa sudah tidak akan mampu mengurus semua itu ditambah lagi saya sudah duduk di semester akhir dan sudah mendapatkan 2 kali beasiswa tersebut pada tahun sebelumnya. Seperti kebiasaan, dikampus tidak menerima berkas mahasiswa semester akhir kecuali ada rekomendasi dari Bank Indonesia. hal inilah yang membuat semangat saya semakin kendor.
Pada awal bulan Maret 2017, Bank Indonesia melakukan Sosialisasi di kampus mengenai Kebanksentralan dan Beasiswa. Saya tidak menghadiri acara tersebut padahal acara tersebut diabsen dan nama-nama peserta yang hadir biasanya akan lebih diutamakan untuk mendapatkan beasiswa seperti saat pertama kali mendaftar dulu. Namun, melihat ada teman-teman seangkatan saya yang juga mendaftar lagi, semangat saya meningkat untuk mau mendaftar. Tapi ada satu hal lagi yang tidak mungkin mudah saya selesaikan yaitu mendapatkan SKTM di Kantor Desa karena saya sedang PKL. Beberapa saat kemudian datang info dari salah dua teman PKL yang mendapatkan tugas dari salah satu bidang di kantor bahwa semua mahasiswa PKL diminta untuk turun ke Desa masing-masing untuk meminta data mengenai Keuangan Desa. Kami berencana akan pulang ke desa masing-masing pada hari Rabu yang beararti hari rabu kami tidak tugas di kantor melainkan tugas di kantor desa masing-masing dan harus masuk lagi pada hari Kamis pagi. Mungkin ini adalah sebuah peluang bagi saya untuk membuat SKTM di kantor desa.
Hari Rabu pagi saya pulang ke Desa saya di Desa Sakra, Lombok Timur. Berangkat dari Mataram Pukul 07.00 Wita dan tiba di rumah pukul 08.15 Wita. saya bersalam-salaman dengan keluarga dirumah (paman, bibik, misan sedangkan kedua orang tua sedang kerja di Kalimantan). Kemudian sarapan dan istirahat sejenak. Pada pukul 10.00 Wita saya pergi ke kantor desa untuk mewawancarai pegawai di kantor desa mengenai keungan desa dan selesai pada pukul 13.25 Wita. Yang pada awalnya saya berniat sambilan akan membuat SKTM namun karena Sekretaris desa tidak ada, sayapun tidak jadi membuat dan langsung pulang kerumah. Dalam benak saya, sudah positif untuk tidak mendaftar karena persyaratan yang penting yakni SKTM tidak bisa saya urus. Sedangkan pada Kamis pagi saya harus berada di kantor. sehingga, saya berencana berangkat ke Mataram pagi-pagi setelah sholat subuh.
Pada malam Kamis, hati saya sudah lega karena tidak perlu repot-repot mengurus persyaratan beasiswa. Saya beranggapan sudah positif tidak mendaftar. Sayapun tidur lelap sepanjang malam dan bangun diwaktu subuh. Saya ambil air wudhu di Jeding tempat biasa mandi kemudian mengerjakan sholat subuh. Selesai sholat subuh saya memanaskan Motor sambil minum kopi. Setelah semua beres, saya langsung pamitan dengan keluarga dan tancap gas. Baru saja saya meninggalkan rumah sekitar 20 meter, motor saya terasa oleng. Ternyata, ban belakang motor saya pecah. Saya kebingunan, diwaktu pagi seperti itu belum ada bengkel yang buka, mau perbaiki sendiri tidak ada alat, sedangkan saya jam 7. 15 harus sudah masuk kantor. Saya bingung setengah mati saat itu.
Dengan situasi seperti itu, saya memberanikan diri untuk menelepon pak Bambang di kantor untuk meminta izin telat masuk karena ban motor pecah. Alhamdulillah beliau mengizinkan. sambil menunggu bengkel buka, saya berfikir mungkin ini kesempatan saya untuk membuar SKTM. Yang pada awalnya saya sudah positif tidak akan mendaftar menjadikan fifty-fifty untuk mendaftar. Matahari sudah beranjak tinggi, kira-kira pukul 09.00 saya pergi ke kantor desa dengan membawa kartu keluarga dan meminta untuk dibuatkan SKTM oleh seorang petugas. Saya menunggu sejenak tidak sampai 15 menit SKTM sayapun langsung jadi. Saya langsung pulang dengan merasa lega. Ban selesai diganti dan langsung meluncur ke Mataram. Saya masuk siang dan melakukan aktifitas PKL sampai sore.
Di waktu-waktu luang, sambil mengerjakan pekerjaan di kantor daya menulis 3 Essay yang menjadi persayaratan beasiswa Bank Indonesia. Yakni tenatang, Kebanksentralan, Komitmen terhadap GenBI, dan Mengapa saya layak menerima beasiswa. Setelah selesai dan semua persyaratan sudah lengkap saya langsung meminta izin dikantor untuk mengurus KRS sambil mengantarkan berkas. Sampai di ruang Kajur, saya ragu untuk memberikan berkas saya, karena takut ditolak. Tapi bismillahirahmanirrahim saya langsung masuk dan menyerahkan berkas . Dan ternyata langsung di cek dan dipindahkan di tumpukan berkas yang lengkap dan akan dikirimkan ke BI.
Beberapa minggu kemudian keluar pengumuman hasil seleksi I yakni seleksi berkas. Terseliplah nama saya diurutan terakhir karena nama saya awalnya huruf Z :-D. dalam pengumuman tersebut diminta untuk hadir dalam seleksi II yakni wawancara yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Maret 2017. Hati saya lega tinggal tunggu wawancara. Namun, saya mengira tanggal 17 itu adalah hari Jum'at sehingga pada hari Kamis tersebut pukul 13.00 saya istirahat dan sedikit terlelap. Padahal pukul 13.00 tersebut adalah waktu wawancara dimulai. Terdengar suara HP berdering dan saya mengangkatnya, dikatakan." Kak Fahmi dimana? Ayo datang ke BI Wawancara sudah mau dimulai". Saya kebingungan, dan menanyakan " Wawancara apa? bukannya besok kan wawancara?" dikatakan lagi " sekarang". Saya langsung cepat-cepat menyalakan kendaraan dan meluncur menuju BI. Sampai BI saya melihat orang sudah pada kumpul. Saya langsung diomel karena telat oleh mbak Atin yang kelihatannya galak tapi baik banget. Duduk sejenak menunggu giliran wawancara sambil menyantap snack yang disiapkan.
Tibalah waktu saya diwawancara, Saya masuk keruangan wawancara, menuju meja Bu Putu. Saya mengucapkan selamat siang sambil salaman dan mencium tangan beliau. ditanyakanlah beberapa pertanyaan dan saya menjawabnya. Namun ada satu hal, yang saya asalah jawab. Beliau menanyakan apakah saya hadir dalam sosialisasi CIKUR. Namun saya menjawab tidak hadir, padahal pada waktu itu saya hadir dan duduk di barisa kedua. Pikiran saya kacau karena buru-buru dan lupa hari wawancara. Wawancara selesai dan saya pulang.
Setelah semua selesai saya senantiasa tidak lupa untuk berdoa agar lulus, karena saya percaya kalau ini adalah rezeki saya, maka akan saya dapatkan. Seminggu kemudian, keluarlah pengumuman dan Alhamdulillah saya lulus lagi untuky yang ketiga kalinya. Semua ini adalah rezeki yang Allah berikan kepada hambanya dengan beberapa skenario yang harus dilewati, bahkan hampir putus asa untuk berjuang namun selalu ada jalan. So, jalani saja dulu masalah hasil minta sama Allah. Karena Allahlah pemilik segalanya. :-)
assalamualaykum.... kak untuk beasiswa BI...apakah essaynya harus berkaitan dengan bank?? atau tema essaynya sudah di tentukan???? terimakasih
BalasHapusWaalaikumussalam...maaf baru bisa balas...
HapusUntuk essaynya tergantung dari BI nya. tiap tahun bisa saja berubah. Berdasarkan pengalaman essay yang di minta mengenai ini:
1. Kebanksentralan,
2. Komitmen terhadap GenBI, dan
3. Mengapa saya layak menerima beasiswa
Terima kasih..
Terimakasih kak..meluangkan waktu untuk menjawab,��namun berhubung saya keguruan jadi saya nggk bisa ikut beasisiwa tsb. Mungkin ini termasuk skenario rizki seperti yg kakak katakan.
BalasHapusiyaa sama sama...
BalasHapusmungkin rezekinya di tempat lain nanti...
keguruan jurusan apa?
Aminnn... Jurusan bahasa inggris kak 😀
BalasHapusOhh iyaa,,kalo bahasa inggris memang tidak tersedia,,,untuk yg pndidikan hanya pendidikan matematika dan ips
Hapus